Saleum,
Kembali saya akan menampilkan sebuah sejarah dari para endatu di katagori ini. Sejarah ini ada sangkut pautnya dengan Laksamana Cheng Ho dan akan saya publikasikan dengan dua versi. Lho kok bisa...? Ya bisa dong.
Proses terjadinya kesimpang - siuran daripada asal muasal Lonceng ini sebenarnya patut disayangkan, akan tetapi yang paling penting adalah dengan adanya dua versi ini kita sebagai pembaca akan lebih banyak mengetahui tentang aceh dimasa kerajaan dulu.
Proses terjadinya kesimpang - siuran daripada asal muasal Lonceng ini sebenarnya patut disayangkan, akan tetapi yang paling penting adalah dengan adanya dua versi ini kita sebagai pembaca akan lebih banyak mengetahui tentang aceh dimasa kerajaan dulu.
Tulisan ini adalah versi pertama tentang Lonceng Cakra Donya.
Lonceng cakra donya merupakan salah satu lonceng yang sangat terkenal di dunia dan memiliki nilai sejarah tinggi. Lonceng ini pun sampai sekarang menjadi simbol atau icon Aceh.
Menurut catatan sejarah, lonceng cakra donya merupakan pemberian dari Laksamana Cheng Ho yang merupakan pelayar tangguh, sebagai ikatan persahabatan antara kerajaan China dengan Kerajaan Aceh.
Bagaimanakah bentuk dari Lonceng tersebut?
Lonceng Cakra Donya adalah lonceng yang berupa mahkota besi berbentuk stupa buatan Cina pada tahun 1409 M, dengan tinggi 125 cm dan lebar 75 cm. [lihat gambar diatas]. Pada bagian luar lonceng Cakra Donya terdapat hiasan dan simbol-simbol berbentuk aksara China dan Arab. Aksara China bertuliskan "Sing Fang Niat Tong Juut Kat Yat Tjo" (Sultan Sing Fa yang telah dituang dalam bulan 12 dari tahun ke 5). Sedangkan aksara Arab tidak dapat dibaca lagi karena sudah terhapus akibat dimakan usia.
Asal Lonceng itu darimana?
Pada abad ke 15, armada Laksamana Cheng Ho singgah ke aceh sebagai kunjungan resmi kerajaan dan memberikan Lonceng besar yang tertanggal 1409 (Cakra Donya). Lonceng yang dibawa oleh Cheng Ho ini adalah pemberian Kaisar China kepada Sultan Iskandar Muda, pemimpin Kerajaan Aceh pada masa itu dalam rangka mengikat hubungan persahabatan dan kerjasama antara dua kerajaan di negara yang berbeda.
Maka sejak saat itu terjalinlah kerjasama yang erat antara Kerajaan Aceh Darussalam yang dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda dengan Kekaisaran China sehingga perekonomian semakin maju dengan banyaknya para sudagar china yang datang ke aceh untuk berdagang, bahkan menurut cerita banyak juga yang kemudian menetap sebagai muslim karena kagum pada ajaran islam yang dianut oleh seluruh penduduk sehingga terciptalah sebuah kampung yang bernama Gampoeng cina didalam pemerintahan Sultan Iskandar Muda.
Maka sejak saat itu terjalinlah kerjasama yang erat antara Kerajaan Aceh Darussalam yang dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda dengan Kekaisaran China sehingga perekonomian semakin maju dengan banyaknya para sudagar china yang datang ke aceh untuk berdagang, bahkan menurut cerita banyak juga yang kemudian menetap sebagai muslim karena kagum pada ajaran islam yang dianut oleh seluruh penduduk sehingga terciptalah sebuah kampung yang bernama Gampoeng cina didalam pemerintahan Sultan Iskandar Muda.
Kenapa dinamakan dengan Lonceng Cakra Donya?
Pada awalnya lonceng ini ditaruh diatas kapal perang Sultan Iskandar Muda yang bernama "Cakra Donya" (1607-1636) dalam setiap penyerbuan. Kapal Cakra Donya ini adalah kapal induk daripada armada laut kerajaan Aceh pada waktu itu dan berukuran sangat besar, sehingga Portugis menamakannya "Espanto del Mundo" (Teror Dunia) sewaktu kerajaan aceh berhasil menghancurkan armada laut portugis diselat malaka. Karena Lonceng itu selalu berada dikapal perang sultan yang bernama "Cakra Donya" sehingga lonceng yang bertuliskan aksara Tionghoa dan Arab itu akhirnya dinamakan dengan Lonceng Cakra Donya.
Arti Cakra Donya?
Cakra mempunyai arti: poros kereta, lambang-lambang Wishnu, cakrawala atau matahari, kabar. Sedangkan Donya berarti dunia. Secara harafiah dapat diartikan pembawa kabar dunia. Selain itu Cakra Donya juga sama dengan epitheton (sebagai penghias) yang dalam bahasa Sansekerta Cakra Wartin, yakni penguasa tunggal atau penguasa dunia. Sedangkan aksara Arab tidak dapat dibaca lagi karena telah aus.
Tempat Sekarang di Museum Aceh |
Lonceng raksasa yang merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang bermutu tinggi ini sempat diletakkan di dekat Masjid Raya Baiturrahman yang berlokasi di kompleks Istana Sultan. Namun kini Lonceng Cakradonya telah dipindahkan ke Museum Aceh pada saat ini digantung didalam sebuah kubah dengan luas 46225 m² di depan Museum Aceh di Banda Aceh.
Lonceng Cakra Donya ini telah menjadi benda sejarah kebanggaan orang Aceh hingga sekarang. Lonceng ini juga merupakan bukti dan simbol hubungan bersejarah antara China dan Aceh sejak abad ke-15.
[ bersambung pada versi ke dua ]
Loncengnya Penuh sejarah ya..
BalasHapusAmpe di museum kan segala..
betul mbak nchie, tanda persahabatan kerajaan aceh dengan kekaisaran cina dulu. Apalagi lonceng ini sangat besar dan sangat berat sehingga menimbulkan daya tarik tersendiri.
Hapuswaah,
BalasHapusluar biasa bang..
menambah wawasan banget buat saya. dan betapa rukunnya yah kerajaan2 waktu itu. Berdampingan dan saling menjalin bekerja sama.
Jika negara rukun dan berdampingan dengan negara lain dengan baik, sudah pasti kehidupan masyarakat pun akan sejahtera dan tentram ya bang. ini adalah bukti sejarah, bahwa Sultan Iskandar Muda sangat memahami semua keinginan rakyatnya.
Hapusartinya keren tu mas, cakra donya pembawa kabar dunia.. waahh, bisa jadi referensi nih, dhe kan suka ngumpulin nama2 aneh yang punya arti bagus.. hehe :D
BalasHapushehehe... kumpulin terus mbak dhe selagi mampu
Hapuswow, huebat reviewnya. Wkwkwkwk.
BalasHapusterima kasih, tapi adakah yang lucu?
Hapuswoh, baru tau one tentang hal ini..
BalasHapusMantep dah,, jdi makin pinter nih one..
*jyaah..
Sipp deh one, saya yakin kamu pasti makin lama makin pinter.
Hapusidem sama Mas Setia diatas.
BalasHapushehehe
informatif sekalii :D
jadi tahu dah sekarang apaan itu lonceng cakra donya :D
nice nice nice
Mumpung lagi baek, sehingga postingan saya bercerita tentang sejarah. jarang - jarang lho, hahaha
HapusAku inget banget nih ini.
BalasHapusSering keluar di ujian sejarah kelas 4 SD :D
waktu ujian kelas 1 SMP dulu pun ada soal ini mbak. Sangat yakin saya kalau waktu itu jawaban saya betul. karena di tanya, soalnya yg ditanya dimana keberadaan lonceng cakra donya tersebut.... sama anak aceh ditanyain, ya jelas lah betul jawabanku, haha
Hapus