Petrus

Apa yang kukhawatirkan sejak beberapa bulan yang lalu akhirnya terjadi juga. Sudah pernah baca dan dengar via media massa bahwa telah terjadi aksi penembakan di aceh? Petrus... !!! Itulah dia. Dulu aku pernah bilang pada salah seorang kawan bahwa jelang  pemilukada aceh nanti pasti akan ada lagi kejadian yang membuat masyarakat resah karena diprediksi akan muncul kembali penembak misterius atau si petrus. Saat itu kami sedang berada dalam kantin sekolah sambil membaca koran bekas.

Entah memang kebetulan, atau memang sudah direncanakan, rentetan teror menghangat di Aceh terjadi jelang Pemilukada 2012. Ini memang pantas kita sesali. Dengan beberapa kasus penembakan terhadap beberapa pendatang dari luar aceh itu sangat meresahkan orang – orang yang selama ini bekerja dan tinggal diaceh. Hal ini sangat tidak mereka sangka akan kembali terjadi setelah Aceh damai dari konflik GAM – RI beberapa tahun yang lalu. Gara - gara si Petrus, banyak dari mereka terpaksa meninggalkan aceh dan kembali ke tempat asalnya karena khawatir akan menjadi sasaran berikutnya.

Pada dasarnya warga aceh sangat terbuka lebih-lebih kepada tamu (pendatang) yang

mencari nafkah di Aceh. Kami tidak pernah cemburu dengan kehadiran mereka dibumi serambi mekkah ini. Dan, orang aceh hingga kini masih menjunjung tinggi budaya memuliakan tamu ( Peumulia Jamee ), hanya saja ada pihak tertentu yang bermain dan menginginkan jalinan persahabatan itu terputus dan berakhir dengan buruk. Dalam aksinya mereka sering mengatas-namakan aceh atau pejuang aceh untuk mengintimidasi, meneror dan juga mengeksekusi. Padahal kita semua tahu, mereka itu hanyalah badut - badut suruhan orang supaya mengacaukan tatanan kehidupan di aceh sehingga citra aceh buruk dimata dunia.

Selama ini yang ku ketahui tentang teror tersebut adalah serangan satu arah dimana hanya terjadi penembakan terhadap sipil tak bersenjata dan bukan kontak senjata dimana melibatkan banyak orang saling tembak. Aksi penembak misterius alias Petrus itu memang tergolong rapi dengan sasaran tembak pun cukup terarah apalagi si petrus itu tidak menggunakan senjata rakitan sehingga sulitlah untuk diketahui secara pasti dari pihak mana adanya pelaku teror itu walaupun kita sama – sama mengetahui bahwa pendatang dari pulau jawalah yang banyak menjadi korbannya. Hal ini kita belum bisa langsung ketok palu dan mengklaim bahwa pihak ini atau pihak itu yang bersalah karena bisa jadi ada pihak – pihak lain yang sengaja menciptakan suasana mencekam seperti ini di aceh dan mereka berusaha memancing di air keruh agar segala elemen di aceh saling lempar tuduhan sehingga tatanan sosial politik ikut rusak. Begitu kalimat yang sering kudengar dan kubaca dari media terkait keadaan aceh terkini.

Namun bagiku, siapapun dia dan apapun modusnya yang jelas aku sebagai warga aceh sangat dan sangat mengutuk aksi penembakan tersebut dan kudoakan agar si petrus cepat dapat ditangkap atau dimusnahkan saja dari muka bumi ini karena mereka bukan lagi manusia yang normal. Mereka itu adalah serdadunya setan yang diutus untuk memisah – misahkan kerukunan hidup manusia di aceh, memutuskan tali silaturahim masyarakat aceh dengan masyarakat provinsi lain dan yang lebih menyakitkan lagi karena mereka itu telah menginjak – injak ajaran islam yang sangat melarang manusia saling membunuh, apalagi sesama muslim. Sangat patut jika mereka segera dibasmi saja.  

Akibat dari kasus – kasus tersebut warga juga yang terkena imbasnya yakni harus menjadi warga negara yang baik dan benar dengan melestarikan sistem keamanan lingkungan atau Siskamling atau sebutan yang paling populer di aceh yaitu Ronda Malam.

Diakhir celoteh, ku sangat berharap semoga para polisi segera mengungkap modus kekacuan ini, menangkap si petrus dan menciduk semua orang yang berperan besar dibalik aksi teror itu sehingga nanggroeku kembali aman seperti sedia kala, rakyat hidup damai berdampingan saling menghormati dan menghargai segala perbedaan yang ada seperti yang telah berjalan sejak zaman endatu dulu. Aamiin.

.