Termenung ku disudut ruangan ini, mengenangmu yang semakin
hari membuat hidupku berwarna. Diantara gelak canda yang pernah terurai masih
membayangkan kehangatan. Menyelusup hangat kedalam sanubari sehingga lambat
laun akupun harus mengenangmu, mengingatmu disetiap jeda istirahatku. Diantara
kata yang pernah terucap dulu adalah tentang indahnya pelangi tanpa awan dan
suatu saat kitapun ingin menatapnya berdua. Aku memang masih mengingat kata –
kata itu seakan sudah terpatri dilubuk hati tatkala kulihat pelangi itu muncul
setelah hujan. Pun kuingat juga saat kau berkata bahwa suatu hari nanti pelangi
itu akan muncul didalam bahtera yang akan kita kayuh menuju samudera bahagia.
Kita telah menggambarkan keindahan dunia dengan hati pada
sebuah kanvas putih, mewarnainya dengan rasa sayang lalu lukisan yang indah itu
kita bentangkan dengan kekuatan cinta sehingga menghadirkan keharuan dan
kekaguman mereka. Lukisan itu
memang sangat indah karena mewakili hati kita
yang hangat oleh kasih dan sayang. Didalamnya ada kita yang sedang duduk berdua
dibawah rimbunnya akasia sembari menatap pelangi yang terang. Engkau tersenyum
senang karena itu yang terlihat dari rona wajahmu yang selalu kukenang. Engkau
pun terlihat bahagia seperti yang kudengar dari tutur kata yang terkadang
mendesah desah disaat badanmu bersandar pada bahuku. Sementara karena tidak mampu
lagi meluapkan kebahagiaan tersebut, telah kusentuh lembut keningmu dengan
bibirku kemudian kupeluk engkau dan kulupakan diri.
Namun kita telah lupakan sesuatu yang harus terjadi dan
berjalan sesuai garis. Saat kita pandangi pelangi di kanvas putih yang telah
kita warnai itu memang tidak terlihat apapun tentang garis melintang itu. Hanya
keindahan dan melulu keindahan yang tampak padahal hari akan berganti dan dunia
terus saja berputar tanpa mampu untuk diraba akan terjadi apa setelah ini. Aku
dan kau memang telah mabuk oleh beberapa kalimat sehingga tanpa menyadari bahwa
ketetapan sudah menanti. Lalu kita luruh diantara derai kanvas yang terkoyak
rapuh...
o-o-o-o-o-o-o
Ehm,.... Sudah 12 tahun kisah itu berlalu menyisakan manis dan pahit, namun masih saja tak mau hilang dari fikiranku. Cinta pertama yang kandas, Semakin ingin dikubu malah selalu muncul tatkala mata ini melihat pelangi yang muncul setelah hujan.“ Selamat ulang tahun sajalah kuucapkan padamu wahai dikau yang pernah mengajarku menjadi seorang lelaki, denganmu aku telah belajar banyak tentang cinta dan pengorbanan... “ on January 07,
@ternyata dmilano bisa juga lebay, hahaha....
selamat ulang tahun juga deh :)
BalasHapusjiaaahh,,
BalasHapusromantis juga ya bang??
trs siapa ini yang lagi ultah?? hehehe
lebay? keren ah ini mah bang ;)
BalasHapus@Lidya - Mama Pascal Mudah2an saja beliau juga membaca celotehan ini mbak,.. hhhehe
BalasHapus@mabrurisirampog Romantis dadakan bang, gara - gara ujan awak jadi lebay gini. yang ultah si mantan versi Nidji.
BalasHapus@Orin
BalasHapusMasa sieh...?? mbak orin bisa aja, ungkapan lebay gini manalah keren
Ini mah lebay plus galau bang..hehe
BalasHapus#peace
met ultah deh bwt yang ultah..
@cakYun Wkkwkwkk.... doble kena nya cak,...
BalasHapusmet ultah ya
BalasHapus@Nyi PeDe trimakasih sob.... semoga dia membacanya
BalasHapusSelamat ulang tahuuun. Eamng siapa yang ulang tahun?
BalasHapus@Una
BalasHapusHmmmm.... buka rahasia deh jadinya hehee... anu mbak una, wanita yang 12 tahun yang lalu sukses menjadikan saya sbg org yang mengerti perempuan. namanya gak bole disebutkan..