Pernah dengar tentang Khanduri Jeurat? ini adalah sebuah tradisi yang sudah lama berkembang di aceh. Aku yakin didaerah sahabatpun ada tradisi ini cuma yang berbeda adalah nama dan prosesinya saja, namun maknanya tetap sama. Khanduri jeurat adalah mendatangi kuburan umum secara ramai-ramai, lalu berdoa bersama di kompleks pemakaman ini merupakan tradisi yang masih hidup dalam masyarakat Aceh.
Tiap tahun selalu diadakan khanduri jeurat untuk mendoakan yang telah meninggal. Tujuan lain dari tradisi ini adalah sebagai pengikat tali silaturrahmi sesama masyarakat gampong. Kegiatan tersebut sudah berlangsung turun-temurun sejak lampau dan masih hidup di beberapa daerah di Aceh. Namun, barangkali yang membedakan hanya persoalan teknis.
Tiap tahun selalu diadakan khanduri jeurat untuk mendoakan yang telah meninggal. Tujuan lain dari tradisi ini adalah sebagai pengikat tali silaturrahmi sesama masyarakat gampong. Kegiatan tersebut sudah berlangsung turun-temurun sejak lampau dan masih hidup di beberapa daerah di Aceh. Namun, barangkali yang membedakan hanya persoalan teknis.
Tradisi ini dilakukan setiap hari raya, baik Idul Fitri maupun Idul Adha. Namun, kebiasaan khanduri jeurat lebih semarak pada hari raya Idul Fitri. Tidak diketahui secara pasti kapan dimulai tradisi ini di Aceh. Yang jelas, kebiasaan doa bersama dan khanduri jeurat ini sudah berlangsung sejak lama dan berlaku saban tahun.
Khanduri jeurat umumnya dilakukan pada minggu pertama atau minggu kedua hari raya. Khanduri jeurat hampir sama dengan tradisi ziarah kubur. Kegiatan ini diikuti oleh warga yang anggota keluarganya dimakamkan di kompleks pemakaman umum tersebut. Adapun ziarah kubur tidak dilakukan sesama warga, tetapi hanya anggota keluarga yang meninggal dunia saja. Pihak keluarga mendatangi makam sanak keluarganya, tidak mesti di pemakaman umum, mereka berdoa di sana.
Dalam khanduri jeurat, doa dipimpin oleh Teungku atau ulama atau imam mesjid biasanya. Warga yang mengadakan khanduri jeurat membawa makanan ke kompleks pemakaman. Makanan itu nantinya disantap bersama seusai berdoa. Namun apabila khanduri jeurat bersifat menyeluruh satu gampong (desa) maka masyarakat akan bergotong royong membersihkan areal komplek perkuburan dan menyembelih ternak berupa kambing atau kerbau lalu dimasak bersama – sama di luar dari komplek perkuburan. Nanti setelah selesai berdoa, semua warga yang berkumpul akan makan bersama – sama dengan tengku.
Dari sisi agama, khanduri jeurat bertujuan memuliakan anggota keluarga yang sanak saudaranya sudah berpulang ke rahmatullah. “Yang tua dihormati, yang muda disayangi, sama halnya memuliakan arwah di dalam kubur. Secara hukum adat, khanduri jeurat sudah menjadi tradisi turun-temurun sejak nenek moyang. Meskipun ada keramaian, khanduri jeurat bukanlah sebuah pesta, melainkan tradisi berdoa bersama.
Manfaat dari adanya khanduri seperti ini, sanak saudara yang jauh bisa berkumpul bersama-sama dan bersilaturrahmi. Sementara itu kegiatan khanduri akan diisi antara lain tadarus, memberi makan anak yatim, dan berdoa bersama.
Saleum...
ooo.. jadi namanya Khanduri Jeurat ya! aneh juga ya sebutannya. btw, itulah indonesia dengan beragam budaya dan bahasa
BalasHapusAda diaceh bagian lain menyebut dengan nama kanduri jirat sob, apapun itu namanya, tradisi tersebut sangat baik untuk bersilaturahim dgn warga lainnya sekalian ikut bersama sama mendoakan yang meninggal semoga amalnya mendapat perhatian dari Allah SWT
HapusMirip dengan yang di Jawa "Nyadran" itu ya, cuma beda bulannya saja sepertinya.
BalasHapusSeperti yang kubilang diawal tadi mas, prosesinya banyak yang sama cuma namanya aja yang beda. :)
Hapusbaru tau sekarnag saya bang istilah itu
BalasHapusmakin menambah wawasan tentunya mbak :)
HapusKalau di Jawa namanya kenduri kang. Hampir sama cara pelaksanaannya.
BalasHapuskenduri itu sama artinya dgn hajatan kang :)
Hapustapi bahasa acehnya disebut khanduri.
tambahan perbendaharaan baru neh sob, thanks ya infonya :D
BalasHapusTrimakasih dah mampir sob :)
Hapus