Slider

VIDEO

BLOGGING NOTE

KULINER

SEJARAH

ACEH SELATAN

S O S O K

Gallery

» » Cara Membuat Asam Sunti


Melanjutkan postingan terdahulu tentang asam sunti yang merupakan salah satu elemen penting dalam masakan diaceh yang  bertujuan untuk memberikan cita rasa khas asam dan menambah kekentalan pada masakan. Cita rasa khas asam sunti dapat ditemukan dalam hampir setiap masakan aceh. Maklum lidah orang Aceh terbiasa dengan cita rasa bumbu "keras dan berani" maka tidak heran jika mencicipi masakan Aceh hampir sama dengan mengkonsumsi jamu komplit tanpa rasa pahit., maka kali ini aku akan mengajak kita semua untuk lebih mengenal lagi si Asam sunti itu melalui cara membuatnya. Tidak terlalu sulit kok cuma saja butuh kesabaran dan kudu banyak berdoa agar cuaca stabil agar belimbing wuluh itu mendapat panas dari matahari sehingga hasilnya akan baik sesuai dengan harapan.
Buah belimbing waru matang yang tumbuh bergerombol di seluruh batang dipanen dan ditempatkan dalam wadah yang biasanya berupa ember atau wadah plastik lainnya. Selanjutnya buah yang telah dipanen tersebut direndam dengan air selama 1 hari. Tujuan perendaman ini agar buah belimbing menyerap air dan cepat layu/lembam pada saat dijemur keesokan harinya. 

Besoknya buah yang telah direndam tersebut berubah warnanya dari hijau menjadi kekuningan matang dipenuhi air. Buah tersebut selanjutnya dijemur diterik matahari dengan beralaskan plastik. Tujuan penggunaan alas plastik agar air rembesan buah tidak terbuang dan mampu “merebus” buah belimbing diterik matahari. Sore harinya buah yang tadinya berwarna kekuningan akan berubah kuning layu dan menjadi sedikit keriput. Keesokan harinya buah belimbing kembali dijemur sampai berubah coklat keriput. Jika hari cukup terik penjemuran awal cukup hanya1- 2 hari saja. Pada tahap ini proses penggaraman belum dilakukan.


Proses penggaraman


Sore harinya setelah buah belimbing terlihat mengeriput dan berwarna coklat kekuningan, buah dikumpulkan dan ditaburi garam dapur hingga merata. Buah dibolak balik untuk memastikan seluruh buah belimbing mendapatkan taburan garam yang  merata. Penaburan garam yang tidak merata akan menyebabkan tumbunya jamur pada saat penyimpanan. Selain itu juga menyebabkan warna yang akan dihasilkan oleh asam sunti nantinya menjadi berwarna coklat tua cenderung hitam kurang menarik. Disinilah rahasianya pembuatan asam sunti agar menghasilkan sunti dengan rasa dan warna yang menarik.




Keesokan harinya buah belimbing yang telah setengah kering kembali dijemur. Kali ini penjemuran dilakukan diatas wadah yang mampu meniriskan air. Wadah jemur secara tradisional biasanya terbuat dari anyaman daun kelapa.

Anyaman ini dalam bahasa lokal disebut bleut. Penjemuran diatas bleut ini bertujuan agar air tirisan tidak lagi merendam belimbing dan proses pembuatan asam sunti dapat segera selesai.


Sore harinya asam sunti yang telah setengah jadi kembali ditaburi garam secara merata seperti hari sebelumnya. Proses yang sama ini diulangi kembali esok harinya. Setelah penjemuran 4-5 hari tergantung teriknya matahari proses pembuatan asam sunti selesai sudah tetapi asam sunti belum bisa di gunakan mesti menunggu proses fermentasi terlebih dahulu yaitu selama kurang lebih satu bulan baru bisa di gunakan untuk memasak karena selama satu bulan tekstur asam sunti yang licin tidak akan licin lagi maka akan memudahkan dalam proses penggilingan dan rasanya pun tidak terlalu asam lagi.



Asam sunti yang telah jadi disimpan dalam wadah yang tertutup dan kering.Penyimpanan yang baik dapat menjamin asam sunti dapat bertahan sampai lebih satu tahun. Asam sunti dapat terus dipergunakan dan tidak membusuk selama wadah penyimpanan tetap kering. Kadar asam dan garam yang tinggi menjadi faktor penghambat bagi perkembangan jamur dan bakteri. Penyimpanan yang terlalu lama dalam wadah yang kering hanya menimbulkan perubahan warna pada asam sunti. Sunti yang telah disimpan lama berubah menjadi kehitaman walau tidak merubah rasanya.


Cita rasa khas dari asam sunti menimbulkan kerinduan tersendiri bagi perantau Aceh dimanapun mereka berada. Tidak jarang teman atau saudara diperantauan selalu meminta dikirimkan asam sunti. Selain itu juga bagi mereka yang baru balik dari kampung tentu tidak melupakan asam sunti sebagai oleh-oleh wajib dari kampung. Asam sunti juga selalu menjadi incaran sebagai barang rampokan oleh teman-teman yang mengetahui jika ada saudara atau teman yang baru balik dari kampung.


Demikian cara membuat Asam Sunti didaerahku, mudah kan sob? 

Saleum...
 

SETELAH MEMBACA ARTIKEL DIATAS, BAGAIMANA PENDAPATMU..

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

22 >>Komentar :

  1. saya bingung mau berkomentar apa om De

    emangnya kenapa kok harus kering?? kalo disimpan di kulkas gimana??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lebih baik disimpan ditempat yang tertutup mas Boll, sbb disamping aman dari binatang, juga asam sunti itu tetap pada suhu yang hangat. kalau didalam kulkas dikhawatirkan akan terjadi perubahan bentuk dan juga ikut pada perubahan rasa dan aromanya.

      Hapus
  2. owh itu toh asam sunti, tp klo disini koq lbh hitam y Pa'e ?? bikinnya ribet, apa harganya seimbang ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang lebih hitam itu menandakan bahwa umur si Asam sunti itu sudah agak tua bu'e, tapi jangan pilih yang sudah beruban ya, rasanya agak lain :)

      Hapus
  3. Wah, air liur saya langsung terpancing lihat asem dan blimbing waru, Pak. Kalau untuk orang dengan keluhan lambung seperti saya, apa bisa 'berdamai' dengan cita rasa masakan yang keras dan berani ya, Pak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama dong kita Bi, ini juga saya sambil ndegut air liur terus. berasa asem sama asinnya hehehe

      Hapus
    2. Abi, penggunaan asam sunti tsb gak banyak kok disetiap masakan aceh, paling juga 2-3 biji yang diuleg halus lalu dicampurkan kedalam masakan sehingga yang terasa dilidah itu tidak terlalu ekstrim, malah dengan perpaduan rasa sedikit asam dan pedas dari bumbu lainnya telah menghadirkan sebuah citarasa tersendiri. Bagi yang asam lambung pun tidak begitu masalah, sbb ada dokter yang bilang demikian asalkan tidak secara langsung mengunyah si asam sunti itu.

      Hapus
    3. Mbak Ni, hihihi... pasti karena liat si belimbing waru itu ya,

      Hapus
  4. kecut banget nih pasti... sampai klemecer mbayanginnya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya elah... jangan dikunyah abis2an asam suntinya, jelas aja kecut mbak. hehehee

      Hapus
  5. wah, keren bro! bisa langsung gue coba nih metodenya.

    BalasHapus
  6. pasti rasanya asem-asem seger gitu kali ya bang :)

    BalasHapus
  7. Cara pengawetannya ok juga tuh kang. Di daerahku asam seperti itu jarang yang suka memetik. Pemanfaatannya juga nggak maksimal. Paling sebagai cemilan saat nongkrong di sawah kang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kemungkinan didaerah kang yitno lebih banyak menggunakan asam kandis dalam masakan, karena rasa hampir sama makanya belimbing waru itu tidak mendapat perhatian lebih.

      Hapus
  8. Iya ya mudah ternyata membuatnya :D Tapi belimbingnya jarang ditemukan ditempatku :(

    BalasHapus
  9. saleum teuka bak blog droen
    saleum meuturi selaku sesama orang Aceh Selatan.
    Makasih ya sudah mampir ke blog saya dan memberi masukan yang sangat berarti buat saya.
    Nice blog, banyak postingan tentang Aceh

    Tapi, setelah melihat foto-foto anda, sepertinya saya kenal dengan anda. saya pernah tinggal di Kandang dan dulu punya tetangga bernama David. Ayah saya polisi.

    Semoga tebakan saya betul :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saleum meutuwah hai adinda, hahahaa
      tebakanmu betul sangat dek. inilah aku yang semasa kecil pernah menjadi rudolfo sementara dirimu menjadi Litle Missy. masih ingat? hahaha... permainan masa kecil. akhirnya ketemu di blogger. nasib baik...

      Hapus
  10. wah jadi pengen nyoba nih ... *tapi kapan ya bisa jln2 sampai sana

    BalasHapus
    Balasan
    1. kan gak harus kesana dulu baru dicoba, disetiap masakan aceh sudah pasti ada bumbu asam sunti itu.

      Hapus

Silahkan Beri Tanggapanmu Tentang Post diatas ^_^