Malam itu hujan baru saja berhenti mengguyur kutaradja,
namun gerimis masih menitik disaat aku sedang mengarahkan motor menuju Asoy
Kupi. Asoy kupi merupakan sebuah café yang terletak dipinggir jalan lintas Ule lheu dan LhokNga. Letaknya
pun tidak terlalu jauh dari rumahku sehingga jika ada keperluan untuk online,
maka aku akan segera meluncur ke situ karena café itu menyediakan jaringan WiFi
bagi pelanggannya.
Jalan raya terlihat lengang mungkin orang – orang pada malas
keluar rumah dikarenakan cuaca yang dingin sejak 3 hari belakangan ini. Pelan
namun pasti, akhirnya aku sampai ke tujuan. Setelah memarkirkan motor,
kulangkahkan kaki menuju sebuah meja yang sudah menjadi tempat langgananku
tatkala akan online. Meja itu sama saja dengan meja yang lainnya, akan tetapi
karena posisinya agak dibelakang sehingga jarang disinggahi pelanggan lain.
Tapi tidak bagiku, aku paling suka meja yang agak kebelakang- belakangan dan
suka tempat yang agak gelap – gelapan, hihihi… Hanya saja dalam hal keseriusan
aku memang lebih suka tempat yang “lebih sendiri” gitu.
Seperti biasa, tegur sapa basa basi pun terlontar antara aku
dan pengurus café, sembari kukeluarkan isi tas dimana disitu tersimpan laptop
dan anggotanya yang lain. Sesaat setelah itu pesananku sampai yakni Sanger
panas dan juga sebuah kata sandi terucap agar jalan tol ke dumay terbuka lebar.
Waktu merambat dengan cepat, café pun mulai disesaki
pelanggan dan kulihat si Abdul (pengurus café) mulai sibuk kesana kemari
mencari alamat, eh… sibuk mengurus permintaan
pelanggannya yang baru datang. Aku memang tidak akan heran melihat si Abdul
yang sibuk dengan pekerjaan itu mungkin sudah garis tangannya. Dia bekerja
melayani pelanggan dari pagi hingga tengah malam dan hampir setiap harinya
demikian, sudah jelas sangat melelahkan. Akan tetapi dia sama sekali tidak
mengeluh, bibirnya tetap saja tersenyum ramah menyapa walau harus harus grubak
– grubuk membuat macam - macam pesanan pelanggannya namun abdul tetap
bersemangat bekerja dan melayani.
Sesaat aku lupa membalas komentar di facebook karena benakku
dipenuhi oleh si abdul. Kenapa harus Abdul? Kenapa enggak si Agnes Monica saja
yang kufikirkan? Hanya aku dan tuhan yang tahu jawabnya. Abdul seorang yang
profesional. Segala gerak geriknya bersemangat tatkala melayani permintaan
pelanggan sementara itu kenyamanan pelanggannya tetap dijaga disela – sela
kesibukannya untuk menyiapkan pesanan pelanggan lain dan sedikit pun tidak
terlihat raut kesal ataupun kelelahan diwajahnya, sungguh membuatku terkesan.
Ternyata abdul telah mengajariku bagaimana cara menikmati
sebuah pekerjaan agar menyenangkan sehingga tidak akan terasa berat dilakukan
walaupun sebenarnya pekerjaan tersebut membutuhkan energi yang besar. Menjadi
pengurus café mungkin bukan keinginannya, akan tetapi karena sulit untuk
mendapat pekerjaan bagi tamatan SMU sederajat, maka abdul menerima pekerjaan
itu. Dia menyadari sudah seharusnya menyukai pekerjaan tersebut karena
pekerjaan itu memberikan penghasilan untuk keperluan hidupnya. Dari wajahnya
aku seakan melihat sebuah kepastian bahwa apa yang telah didapatkannya saat ini
merupakan pemberian Tuhan yang patut disyukuri dengan perbuatan.
Abdul merupakan salah satu dari sosok – sosok pemberi
infirasi dalam hidup ini, aku hanya berdoa untuk kebaikan dan kesuksesannya. Setelah
lama terdiam lalu mataku kembali ke laptop dan saling berbagi komentar dengan
facebuker lain seperti biasanya sambil menikmati secangkir sanger hangat dmalam
yang dingin.
“Bila kita bisa menempa diri kita untuk bisa lolos dalam melalui tantangan dan hambatan yang membuat kita tergoda untuk berhenti di tengah jalan, maka kita akan memiliki suatu keterikatan emosi yang lebih kuat akan makna sebuah semangat, percaya diri, kerja keras, dan kesuksesan. Kalau kita sudah berhasil menyenangi sebuah pekerjaan, maka pekerjaan itu akan membalas dengan penghasilan yang lebih baik untuk kita. Selamat belajar menyenangi pekerjaan.
intinya kita hrs terbiasa menyukai apa yg kita krjakan bkn mengerjakan apa yg kita suka
BalasHapusJika ingin sukses memang harus demikian
Hapusyaapp...mencintai apa yg udah jd profesi walau bukan hal yg disukai adalah tantangan terindah bagi kita Pa'e,gmn cara mengalahkan egois dan berat hati menerima apa yg udh di kasi sama Allah SWT..itu adalah seninya
BalasHapus#ehh,,kenapa jd gini komen saya ?? ga biasanya heheheh
Namanya seni apa bu'e?
Hapusseni berbalas resep masakan :P
Hapuswkwkwkk... main berbalas balas neh
HapusSalam buat Abdul ya Bang.. hehe
BalasHapuskebetulan si abdul sedang membaca juga nih :)
Hapusmencoba menikmati apa yg sedang kita jalani sekarang ya :)
BalasHapusDengan menikmatinya maka kita akan menyukainya
Hapuswah, kalo begitu kalah deh Agnes monica ama si Abdul hehehe..
BalasHapusbetul bro, malam itu pesona si agnes terpuruk gara2 si abdul
Hapusgaya bahasanya nih khas, "kupi" itu kopi yah.. kalau sekilas tadi saya kira anda orang banjarmasin karena dalam bahasa Banjar kopi di sebut dengan kupi....
BalasHapusohya..?? aku baru tau kalau di banjarmasin demikian juga sebutan untuk kopi :)
HapusDengan mencintai pekerjaan.
BalasHapusYang ada adalah rasa syukur dan profesionalitas.
memang harus bersyukur kang, karena masih banyak orang2 yang tidak beruntung diberi tanpa ada pekerjaan diluar sana
Hapusmakanya kemarin komentar saya gak dibalas-balas nih Bang, eh ternyata lagi sibuk ama Agnes, eh abdul Monica hehehe
BalasHapuswkwkkk.... abdul monica pula
Hapusseberat apapun beban pekerjaan, selama dijalani dengan ikhlas, insya Allah akan terasa ( lebih ) ringan, sebaliknya, seringan apapun pekerjaan, tapi bila dijalani dengan berkeluh kesah, maka akan terasa ( semakin ) berat saja. Berdamailah dengan keadaan, maka hidup akan menjadi ( lebih ) ringan. Insya Allah.
BalasHapusaku sepedapat dengan apa yang Abi katakan itu.
HapusSetuju..dengan mencintai pekerjaan kita maka kita akan enjoy melakukannya dan insya Allah kesuksesan akan menjadi hasilnya, minimal kenyamanan hati :)
BalasHapusIya mbak, dengan demikian kita akan selangkah lebih kedepan menuju karir yang baik
Hapus