Slider

VIDEO

BLOGGING NOTE

KULINER

SEJARAH

ACEH SELATAN

S O S O K

Gallery

» » Road To Kampung (bag 2 - Tamat )

CANGKIRKUPI>> Pada bagian satu sahabat sudah mengikuti bagaimana kisahku melakukan perjalanan darat dari kota Banda Aceh hingga ke Meulaboh kabupaten Aceh Barat, sekarang akan kulanjutkan kisah perjalanan itu dan dimulai dari kota meulaboh.

Setelah melaksanakan shalat lohor berjamaah disebuah mesjid dikota Meulaboh, aku melanjutkan perjalanan itu. Secara matematika sih jarak tempuh dari kota Meulaboh ke Aceh selatan ( Tapaktuan ) adalah 5 - 6 Jam dan saat kulihat arloji telah menunjukkan pukul 13.17 WIB itu berarti aku tiba dikampung sekitar pukul 6 sore. Well, aku mandah aja pada nasib karena dengan demikian hati akan merasa lega melakukan perjalanan. 

Tanpa terasa aku telah meninggalkan kota meulaboh dan bersiap - siap memasuki kawasan hutan sawit di kabupaten Nagan Raya. Perlu sahabat ketahui bahwa hutan sawit ini terletak di sebuah pegunungan bernama gunung trans. Jika menggunakan mini bus L-300 maka jarak tempuh mulai dari masuk gunung tran hingga turun dari situ berkisar antara 1 - 1,5 jam perjalanan, ku akui tatkala kutempuh gunung tersebut terasa sekali capek, bosan dan jenuh karena sepertinya gunung tersebut gak abis abis dilewati. Sama sekali tiada pemandangan lain kecuali hutan sawit yang rimbun menghijau dan satu - dua rumah pengurus kebun. Namun apa dayaku, dengan menghentakkan semangat akhirnya tembus juga ke kawasan penduduk di kota Nagan raya kemudian aku mencari POM bensin, tatkala digunung trans itu bensin memang banyak terkuras sob.
Rute perjalanan


Masuk hutan lagi
Gunung Trans, Gunung yang membosankan

Setelah beberapa jenak ngaso di Pom bensin Nagan, aku kembali hanyut dalam perjalanan hingga memasuki "tikungan mesra" ( itu ada potonya ). Kenapa disebut tikungan mesra? liat sendiri deh gimana manisnya tikungan tesebut, jika difikir - fikir terasa mudah untuk meliuk - liukkan motor ditikungan itu padahal kenyataannya sudah puluhan motor yang terpelanting ditikungan tersebut. Alasannya sih kurang jelas dan agak berbau mistis juga, bagi pengendara motor memang sebaiknya berhati hati ditikungan itu. 
Tikungan Mesra yang misteri

Kota Nagan Raya sangatlah luas, perlu waktu 1 jam lebih untuk keluar dari wilayah kabupaten itu, syukurlah hari itu kondisi jalan bagus dan jumlah pengendara pun tidak terlalu banyak sehingga mudah bagiku untuk segera meninggalkan Nagan dan memasuki Kota Blang Pidie di kabupaten Aceh Barat Daya ( Abdya ). Kota Blangpidie dulunya merupakan wilayah dari Aceh Selatan yang beribukota Tapaktuan, tapi karena tuntutan demokrasi mereka meminta untuk mendirikan kabupaten baru. Sambil tetap diatas motor kulirik jam ditangan dan telah menunjukkan sekitar pukul 3 sore dan itu artinya jika tidak diburu maka perjalananku akan terlambat tiba dikampung. Ohya, kebetulan sewaktu di Nagan raya aku bertemu dengan pengendara motor lainnya yang searah denganku sehingga mereka minta untuk serombongan aja biar jika terjadi sesuatu dijalan bisa ditangani bersama. 
Kota Blangpidie, Abdya

Ketemu kawan seiring, narcis dulu.....
Kondisi ini selalu ada setiap mudik

Karena aku memang ingin cepat sampai ke kampung, maka kususul Rahmad (kawan) dan kukatakan bahwa jika kecepatan kita hanya begini saja bisa dipastikan kita masuk ke kampung setelah berbuka puasa nanti. Ternyata si Rahmad senada juga denganku dan mengajak rekan lainnya untuk segera tambah gas. Begitulah, aku dan rekan lain melaju dengan kecepatan lumayan tinggi sehingga tiba di Tapaktuan 2 jam sesudahnya yakni jam 5 sore. Telat tapi gak apa - apa deh yang penting selamat. Dikota Tapaktuan kami berpisah, karena aku akan melanjutkan perjalanan lagi menuju ke sebuah kecamatan yang jaraknya cuma setengah jam dari kota tapaktuan. Suasana sore di sepanjang jalan oleh kenderaan masyarakat yang sedang menunggu waktu berbuka menambah semangatku untuk segera tiba dirumah dan mencium kembali jemari ayah dan bunda. sesekali klakson kenderaan teman - teman dikampung menyapaku dan kubalas dengan lambaian tangan.
kota Tapaktuan jika dilihat dari atas gunung
Ucapan selamat datang di kota Tapaktuan
Poto dulu ah....

Pukul setengah enam sore, motorku memasuki pekarangan rumah dan disambut oleh pertanyaan - pertanyaan resah dari Ayah dan bunda yang menanyakan bagaimana aku keadaanku dijalan menuju kekampung, itu merupakan pertanyaan yang sudah biasa kudengar. Sambil tersenyum lega aku menyalami mereka dan berkata " Alhamdulillah, berkat doa ayah dan bunda, aku baik - baik saja dan pulang dengan selamat..."

Setelah mandi, rasa lelah dan penat agak sedikit berkurang dan kemudian aku berkumpul dihalaman depan rumah bersama keluarga. Ada banyak cerita yang mengisi waktu untuk berbuka puasa.

( tamat )

SETELAH MEMBACA ARTIKEL DIATAS, BAGAIMANA PENDAPATMU..

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

35 >>Komentar :

  1. mudik dengan motor sptnya seruu banget ya, biasanya selalu dapat teman seperjalanan yg kompak tuh. Eh, jalur gunung Trans-nya kereeennnn

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak Ri, selalu dapet kok teman seperjalanan jika pulkam di bulan puasa, pokoknya gak sepi deh dijalan

      Hapus
    2. Saya pernah sekali mudik dari Tangerang ke Kebumen naik motor, dan sepertinya itu akan menjadi pengalaman pertama dan terakhir. Nda nahan pegelnya, Pak.

      Hapus
    3. Memang betul mas, kalau pegel ntu sudah resikonya apalagi jika rutenya sangat jauh

      Hapus
  2. Sewaktu masih lajang kalau pas pulang mudik menggunakan sepeda motor, tetapi setelah mempunyai anak istri jadi naik angkutan umum sewaktu mudik lebaran termasuk mudik lebaran kemarin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang udah demikian sob, kalo dipaksa pake sepmor pulkam dgn istri dan anak2 kan resiko kecelakaannya lumayan besar, oke lah kalo tidak terjadi kecelakaan, suasana dijalanan pun gak baik untuk kesehatan anak, daya tahan tubuh mereka jelas beda dong dgn kita yg dah dewasa.

      Hapus
  3. pernah ada kenangan dg seseorang di Nagan Raya, bru ini liat daerahnya. hutan sawit ya Pa'e ??? tikungan mesra spt itu banyak di jambi ....ga heran lagi dengar cerita mistis nya heheheh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Bu'e, Hutan sawit disitu puanjaaaaaang banget, syukurlah kami melintasi disitu disiang hari coba kalo malam, entahlah.... hihhihii...
      Mengenai tikungan mesra tsb, mmg demikian bu'e, prnah tuh tiba2 aja ada yang jatuh tatkala sedang melaju disitu. Kayaknya penghuni tikungan tuh gak suka pd pengendara yg angkuh dan sombong kali

      Hapus
  4. wah, baru tau ada kota bernama Kota Naga! liburan yang menyenangkan banget kawan! gue suka banget suasana kampung disono! wah, mesti sekali-kali menulis tentang kampung gue lebih komplit deh!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kota naga ntu cuma julukan, sebabnya karena di kota tapaktuan hidup sebuah legenda Sepasang Naga dan seorang sakti bernama Tuan Tapa, karena disertai dgn bukti otentik disekitar pantai, sehingga kota tapaktuan pun dijuluki dg kota naga.

      Hapus
  5. Balasan
    1. Ada dong mbak, tapi misterinya masih belum terungkap lagi

      Hapus
  6. mau juga nih lewat situ, barangkali medapat kemesraan juga om dee, hehe

    btw, apa nih makanan khas kota anda mas, jadi pengen tahu juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bole aja sob asal jauhkan sifat sombong hati sewaktu mo lewat tikungan itu, soalnya takut terjadi apa apa nanti, hmmm kalo makanan khas di tempat tinggalku sih banyak ya, cuma yang santar terdengar adalah manisan pala dan sirupnya, trus rendang likek dan kalo minumannya kopi kluet. Dijamin deh mata bakal melek semalaman. hahahaa

      Hapus
    2. ai bakpo pulo tu rendang likek

      Hapus
  7. Dari dulu sampai sekarang kalau mudik saya masih menggunakan sepeda motor, habis serunya bukan main sih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Serunya beda banget kalo dibandingkan dgn naik angkutan bus

      Hapus
  8. :-D mudik asyik saya rasakan lebaran tahun ini nggak terlalu macet di jalan..
    silahkam mampir ya Gan ke Blog saya & tinggalkan komentarnya
    http://teknokultur1.blogspot.com/2012/07/hadiah-mobil.html

    BalasHapus
  9. wah sepertinya seru nih..

    nama tikungannya kug gak serem yah, biasanya dibikin namanya yang serem biar pada hati2 :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama tersebut hny pemberian para pengendara aja mbak En, ya gitu deh, simpang mesra... Hihihi

      Hapus
  10. Berbagi kata kata motivasi mas broo,
    h dari mereka di atasmu. Nikmati hidup bersama mereka di sampingmu. Jangan remehkan mereka di bawahmu.
    semoga bermanfaat salam kenal dan sukses selalu ya :D

    BalasHapus
  11. kok gunung trans di bilang membosankan? kl sy liat fotonya keren. Tapi sy blm pernah juga sih kesana.. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. memang mbak, rutenya panjang banget, kelok sana sini seperti gak abis abis gitu

      Hapus
  12. Ada-ada aja orang menamainya tikungan mesra. Yanga ada tikungan tajam, menukik dan lain sebagainya supaya lebih waspada he..he..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heheehe... gak tau lah kang, memang sudah gitu dari dulu namanya. Gak tau tuh siapa yang kasih nama pertama kali

      Hapus
  13. Salam Takzim
    Mantab bang, liputan mudik memang selalu memberi kisah baru bagi pembaca, khususnya saya
    Banyak tempat diceritakan semakin banyak pula informasi yang belum pernah saya dapatkan. jadi nambah wawasan bang
    Salam Takzim Batavusqu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh ada bang Is :) Itupun betul juga bang, dgn adanya cerita2 begini disamping bisa nambah informasi juga bisa sekalian mengenalkan aset pariwisata disuatu daerah. Mana tau ada kesempatan nanti ngontel ditempat kami

      Hapus
  14. wah medannya penuh tantangan juga ya?.dulu sempat mau berangkat ke tapaktuan krn bertabrakan dengan kegiatan lain akhirnya digantikan oleh teman saya. Katanya lebih cepat kalau lewat medan ya?

    BalasHapus
  15. Perjalanan yang seru mas
    banyak pemandangan indah, tentu banyak tantangan pula

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tantangan selalu ada, kesukaran sudah jelas terasa kang, tapi senang deh bisa menaklukkan semua kesukaran tersebut :)

      Hapus

Silahkan Beri Tanggapanmu Tentang Post diatas ^_^