Slider

VIDEO

BLOGGING NOTE

KULINER

SEJARAH

ACEH SELATAN

S O S O K

Gallery

» » Pelemparan Gelas Warnai Kekalahan Timnas

Laga krusial versus Malaysia barusan menyisakan banyak cerita. Antusias penonton pada awalnya sangat bagus tatkala Okto Maniani dkk berkali - kali mengancam pertahanan Tim Malaysia bahkan sebuah tendangan spekulasi yang dilepaskan Irfan Bachdim membuat kiper Malaysia harus menjatuhkan diri menghalau bola keluar lapangan. Sekilas kami selaku penonton merangkap suporter Merah Putih bersorak gembira seakan - akan ada banyak gol tercipta dari kaki para pemain Timnas. Tak hanya aku, penonton lainnya pun beranggapan sama sehingga tanpa sadar diantara penonton sudah kasak kusuk untuk mengadakan tebak skor. 

Seperti pepatah bilang, mujur tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak  sebuah crossing cantik dari pemain Malaysia berhasil menciptakan gol ke gawang Indonesia sehingga sebuah cerita pun bermula.

Tiba - tiba sebuah gelas melayang ke dinding dan mengeluarkan suara nyaring, sontak perhatian penonton beralih dari televisi ke suara tersebut. Sungguh disayangkan, sebuah gelas cantik menjadi korban kekesalan salah satu penonton yang tidak terima hasil tersebut. Hujatan dan makian pun bergema dalam cafe yang sesak hingga menyebabkan terjadi pelemparan gelas itu kedinding yang tidak jauh dari tempatku duduk.


Suara benturan gelas itu jelas membuatku terkejut dan sempat latah sedikit, kemudian bajuku pun terkena cipratan air kopi pula dan reflek kutolehkan muka kearah penonton lain sambil berusaha mencari tahu siapa yang telah melakukan perbuatan itu. Tidak memerlukan waktu lama, kusaksikan seorang anak muda sebaya dengan adik bungsuku yang sudah kuliah di semester 6 berkoar - koar dengan nada menghujat permainan timnas. Bagiku hujatannya itu gak terlalu bermasalah, cuma yang membuatku sedikit marah kenapa harus kearah mejaku gelas itu dilempar, sementara kan ada bapaknya, kenapa tidak ke kepala bapaknya saja gelas itu diarahkan. 

Lama kupandangi mukanya yang sudah mulai gelisah, entah karena tatapanku setajam silet atau karena melihat mukaku yang mulai sangar, mulutnya mulai diam dan tak banyak berkata lagi. Namun aku tak perduli. Mataku tetap mengarah ke orang itu sambil menyanyikan lagu Noah tentunya " Separuh Aku" dan kemudian dia kuhampiri. 
" Jika gelas tadi mengenai kepalaku bagaimana...?" tanyaku dengan dingin. Tajam kutatap mukanya yang nampak resah. 
Dia hanya meminta maaf dan seterusnya hanya itu yang diucapkan menimpali kata - kataku yang sengaja kubuat sedingin mungkin. 

Pengunjung cafe mulai merasakan suasana yang bakal panas, sehingga beberapa orang mencoba mendinginkan hatiku dan menyuruhku kembali ketempatku semula. Akupun tidak membandel karena memang 'lawan' masih anak - anak kuanggap dan karena itupula aku sudahi hingga disitu. 

Cerita itu membuatku menggeleng - geleng kepala, hanya karena sebuah tayangan sepakbola hampir menyebabkan perseteruan diantara suporter. Gara - gara tayangan sepakbola meja dipukul - pukul sehingga mengganggu orang lain yang sama - sama ikut menonton. Hanya karena tayangan sepakbola, terjadi pelemparan gelas yang mengancam keselamatan orang lain. Sangat tidak patut itu dilakukan. Fanatik itu boleh, tapi wujudkan dengan cara bijaksana sehingga orang - orang yang berada disekitar tidak merasa dirugikan oleh aksi yang dilakukan. Siapa sih yang bangga dengan kekalahan tim yang dibelanya, si Gayus Tambunan pun akan kecewa menyaksikan Timnas kalah apalagi dengan Malingsia yang sejak lama menjadi rival bagi Timnas Indonesia. Aku juga kecewa kok, cuma secara dewasa hadir juga sebuah pengakuan bahwa Timnas kalah dari tim yang lebih baik daripadanya. Itu saja sudah cukup ketimbang harus lempar gelas dan merusak properti cafe sehingga menimbulkan suasana yang tidak enak. 

Untuk kesekian kalinya Timnas Indonesia kalah dari Malingsia, bukan berarti Timnas bodoh namun banyaknya persoalan non teknis juga mempengaruhi kekuatan timnas. Sudahlah, Malingsia sudah puas dengan kemenangannya untuk melaju ke semifinal. Indonesia walaupun kalah, setidaknya telah maksimal berjuang hingga menit terakhir dan tetap kita apresiasikan dengan baik. Biarlah semua berlalu walaupun mengecewakan karena pada masanya Timnas akan menampakkan kekuatan yang sebenarnya sebagai garuda yang gagah, perkasa dan berwibawa di Asia tenggara. Suatu saat kita pasti akan menyaksikannya....

SETELAH MEMBACA ARTIKEL DIATAS, BAGAIMANA PENDAPATMU..

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

34 >>Komentar :

  1. nah ini yg sy gak suka dr setiap kompetisi.. kl menang terlalu euforia kl kalah memaki2 & menghujat.. Kita hrs banyak belajar berjiwa besar ya..

    BalasHapus
  2. Walaupun belum bisa menang pada kejuaraan AFF tahun ini semoga bisa menjadi pembelajaran untuk kedepannya kepada tim dan keseluruhan yang terlibat dalam PSSI untuk bisa lebih menfokuskan diri kepada pelatihan yang bagus sehingga kelak Indonesia bisa berjaya baik dalam kontes dalam negeri atau pun bahkan dunia aamiin...

    Maju terus Indonesia..kami selalu mendukung garuda. Kita harus lebih bijak untuk menaggapi kekalahan ini dan dijadikan bahan koreksi diri

    BalasHapus
  3. beginilah para generasi jaman sekarang gan.
    pemikiran untuk menang tinggi, tapi gak bisa menerima kekalahan.
    ketika timnas menang, sombong banget.
    timnas kalah, timnas nya di maki-maki.
    belum ada sifat dewasa di supporter kita.

    BalasHapus
  4. Betul betul menjengkelkan nonoton semalam Bro.. :)

    BalasHapus
  5. Ooohhh Indonesiaku... kok kalah lagi siicchh.. :((

    BalasHapus
  6. Setidaknya supporter bisa lebih fair play supaya semua kejadian ini membuat jadi bentrok.

    BalasHapus
  7. meskipun kalah, Timnas sudah berjuang sekuat tenaga ...
    semoga kemelut di tubuh kepengurusannya cepat selesai ...

    BalasHapus
  8. kunjungan perdana sob :) sambil baca2
    visit n koment back y dblogq :)
    skalian follow ya nanti ak folback

    BalasHapus
  9. @myra anastasia Sepertinya sudah demikian adanya sifat orang kita mbak. Diantara 10 pasti ada satu yang demikian. Namun ada baiknya kita belajar untuk tidak menghujat. Apresiasikan saja dengan baik kan lebih baik tentunya

    BalasHapus
  10. @Ferry NurseBetul itu sob, kekalahan ini adalah pelajaran berharga yang bisa diambil hikmahnya oleh elit PSSI dan KPSI yang masih belum sepaham

    BalasHapus
  11. @Bang Oi Mari kita mulai dari diri sendiri tentunya sob

    BalasHapus
  12. @ary widodo Malingsia masih lebih baik dari Indonesia makanya kalah

    BalasHapus
  13. @Wong Cilik Itu merupakan harapan kita bersama :)

    BalasHapus
  14. @Achsan MassiveBjn Trimakasih sudah mampir, Insya Allah akan mampir pula kesana...

    BalasHapus
  15. @Dangstars Aku juga kesal kang, tapi mau bagaimana, Malingsia memang lebih baik dari Timnas kita. Sabar sajalah

    BalasHapus
  16. Kalah lagi ya? Hadeh!! :(
    Makasih sharingnya, mas

    Kalau sempat mampir sekalian gabung dengan teman-teman lain yang sudah SUBMIT URL BLOG-nya di Direktori Weblog Indonesia. :)

    BalasHapus
  17. sabar sabar sabar,,,#tepuk bahu Pa'e :P

    BalasHapus
  18. asalamualaikum
    suatu pertandingan pasti ada kalah atau menang
    anggap saja kekalahan sebagai pembelajaran untuk kesuksesan mendatang.

    BalasHapus
  19. kalah tidak mengapa, berarti kita belum siap untuk menang..

    pun, pasti ada yang pulang dan ada yang tetap melenggang.. :)

    BalasHapus
  20. @Direktori WeBlogTimnas masih belum cukup kuat, wajar aja kalah...
    oke deh sob segera mampir kesana

    BalasHapus
  21. @mimi RaDiAl Semua sudah berlalu bu'e. Cerita tersebut pun sudah gak ingat lagi. mereka masih muda mudi yang berdarah panas, masih butuh dibimbing

    BalasHapus
  22. @Nura Nuranuraniku Wa'alaikum salam, Iya nih, jika gak demikian mau gimana lagi. Suatu saat Timnas kita pasti baik lagi prestasinya

    BalasHapus
  23. harusnya menang bersyukur, kalah berpalang dadalah ya bang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Demikianlah seharusnya jika maksud mbak Lidya tadi "berlapang dada". Kalah bukan berarti tak mampu, cuma komposisi pemain timnas saja yang masih sedikit kalah level dari timnas malaysia. biasanya itu

      Hapus
  24. emank kalau indonesia menang kita berbangga diri tapi setelahnya itu berlapang dadalah nih indonesia

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mudah2an kedepan akan lebih baik, baik itu komposisi Timnas maupun suporter itu sendiri

      Hapus
  25. lha iya, emosi kok ya nyetrum kemana-mana, untung yang bersangkutan nggak nonton di stadion malaysia. Bisa jadi tambah berabe nih permasalahannya.
    Bola bulat, kenapa mesti menghujat karena sabar adalah pilihat tepat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya setuju dgn pendapat Pak Ies. Menjadi suporter yang tertip memang sulit tapi bukan tak mungkin untuk dilakukan

      Hapus
  26. timnas kalah melulu :D

    BalasHapus

Silahkan Beri Tanggapanmu Tentang Post diatas ^_^