Slider

VIDEO

BLOGGING NOTE

KULINER

SEJARAH

ACEH SELATAN

S O S O K

Gallery

» » Teuku Cut Ali, Panglima Sago dari Trumon

Kisah patriotisme rakyat Aceh sudah tidak dapat di ragukan lagi. Sederet nama telah di nobatkan menjadi pahlawan nasional. Sebut saja Teuku Umar di Meulaboh, Cut Nyak Dhien, Teuku Cik Di Tiro dan banyak pahlawan-pahlawan lainnya yang telah gugur dan syahid dimedan perang dalam mempertahankan marwah dan harkat negeri yang dihuni dari kekejaman penjajahan belanda.

Pada kesempatan dihari Pahlawan ini, blog TERAS ANEUK JAMEE akan menuliskan beberapa kisah menarik  tentang pahlawan – pahlawan nan gagah berani bertempur mengusir penjajah di Aceh Selatan. Tersebut alam sejarah ada tiga nama besar yang merupakan simbol keperkasaan perjuangan dari Aceh Selatan yang menjadi buah bibir ditengah masyarakat. Mereka tidak hanya berperang menggunakan tenaga tapi juga memanfaatkan kecerdasan masing – masing dalam bergerak, sehingga kaphe belanda frustasi  seolah – olah sedang berada di dalam bara api.

Kecerdasan yang mereka miliki juga mendatangkan decak kagum dari pihak penjajah sehingga ada usulan agar mendapatkan otak dari salah satu pahlawan itu untuk dibawa ke belanda guna diteliti susunan otaknya. Namun walaupun pihak belanda sudah mengerahkan seluruh kekuatan perangnya, aksi pahlawan – pahlawan itu tetap berlanjut walaupun dilakukan secara bergerilya.

Pahlawan – pahlawan dari Aceh Selatan ini dilahirkan ditempat yang berbeda akan tetapi kebersamaan mereka dalam berperang melawan penjajah patut di ajungkan jempol. Mereka bahu membahu berupaya mengalahkan musuh baik itu secara frontal maupun secara taktik. Berikut nama mereka yang sebahagian telah TERAS ANEUK JAMEE rangkum. Karena Agak panjang jika disatukan, maka cangkirkupi.com akan menampilkannya satu persatu saja.

Teuku Cut Ali, Panglima Sagoe dari Trumon

Beliau merupakan salah satu keturunan Raja Trumon. Teuku Cut Ali dilahirkan di Trumon pada tahun 1895. Ayahnya bernama Teuku Cut Hajat dan ibunya bernama Nyak Puetro. Jiwa ksatria sudah terlihat sejak kecil pada sosok Teuku cut Ali. Sikapnya yang tegas, berani, gagah dan juga setia kawan sudah sangat dikenal oleh masyarakat yang ada di kerajaan trumon pada masa itu hingga beliau beranjak dewasa.

Tatkala pada usia 18 tahun, beliau sudah berperang melawan penjajahan belanda. Dengan kecerdasan otaknya itu para penjajah banyak dirugikan sehingga walaupun bisa mendesak kekuatan yang dimiliki oleh Teuku Cut Ali dan kawan – kawannya tapi tidak akan menutupi kerugian yang diderita oleh kaphe belanda itu. Oleh karena keperkasaan dan kecerdikan beliau sehingga pada usia 20 tahun beliau dipercaya untuk menjabat sebagai Panglima Sagoe dan para pejuang aceh lainnya berada dalam pengawasannya pula untuk bersama – sama menggempur musuh. Walaupun usianya masih muda untuk memegang jabatan tinggi itu namun dipilihnya Teuku Cut Ali sebagai Panglima Sagoe, selain memiliki kemampuan dalam memimpin perang, dia juga menguasai ilmu bela diri. Itulah yang membuat para pejuang Aceh saat itu sepakat untuk menunjuk Teuku Cut Ali sebagai Panglima Sagoe.

Dalam berperang melawan Belanda, gerilya adalah taktik dan strategi yang dilakukan Teuku Cut Ali dalam menyerang dan menghadang musuh. Dia dan pejuang lainnya, menyerang Belanda pada malam hari. Setelah menyerang, dan pihak musuh jatuh korban, Cut Ali dan prajuritnya menyingkir ketempat lain, sehingga membuat Belanda kewalahan untuk mencari jejak Cut Ali dan pengikutnya. Ketika perang di Seunebok Keuranji pecah, salah satu desa di Kecamatan Bakongan Kabupaten Aceh Selatan, banyak pasukan Belanda yang menjadi korban. Teuku Cut Ali pun mengalami luka parah akibat terkena peluru pasukan Belanda. Namun, Cut Ali dan pasukannya berhasil menyingkir ke dalam hutan untuk menghindari kejaran Belanda. 

Kemenangan demi kemenangan diraih Teuku Cut Ali dan pejuang lainnya sejak tahun 1926. Banyak jatuh korban di pihak Belanda. Kondisi ini, jelas membuat Belanda semakin gerah dan dendam terhadap Cut Ali. Dia, tidak hanya memimpin perang di wilayah Bakongan, tapi sampai ke Wilayah Kluet, Kabupaten Aceh Selatan.

Pada Juni 1926, Teuku Cut Ali dan pejuang aceh lainnya kembali melancarkan serangan terhadap pasukan Belanda, di dekat Gampong Ie Mirah, Kecamatan Pasie Raja. Dalam penghadangan ini, satu marsose Belanda tewas. Namun di pihak pejuang Aceh syahid sembilan orang. Tapi, Cut Ali dan pasukannya, terus gencar melakukan serangan terhadap Belanda.

Tanggal 26 Mei 1927, Teuku Cut Ali bergerilya ke wilayah Terbangan, Kecamatan Pasie Raja, untuk menyusun strategi dan melakukan penyerangan serta penghadangan terhadap pasukan Belanda. Namun, jejaknya diketahui Belanda yang saat itu dipimpin Kapten J. Paris atau dikenal dengan julukan Singa Afrika. Kapten Paris sengaja dikirim khusus oleh Belanda untuk menumpas dan melumpuhkan para pejuang Aceh yang di pimpin Teuku Cut Ali.

Dengan jumlah pasukan yang banyak, Kapten J. Paris menyusun strategi untuk menghadang dan melumpuhkan Teuku Cut Ali dan pejuang lainnya. Maka, terjadilah perang yang sangat dahsyat antara pejuang Aceh dibawah pimpinan Teuku Cut Ali dan Belanda di bawah komando Kapten J. Paris. Korban pun berjatuhan dalam perang yang berat sebelah itu, baik di pihak pejuang aceh maupun Belanda. Dan akhirnya, Teuku Cut Ali syahid di tangan Kapten J. Paris dalam sebuah sergapan licik.  Sementara itu salah satu perwira belanda bernama Letnan Monelaar pun ikut gugur dimakan senjata pejuang.

Jasad Teuku Cut Ali akhirnya di bawa ke Desa Suaq Bakong, Kecamatan Kluet Selatan, Kabupaten Aceh Selatan, dan dikuburkan di sana. Dari beberapa sumber diketahui bahwa pada dasarnya Jasad Teuku Cut Ali yang terkubur di pinggir Muara itu tanpa kepala sebab Serdadu Belanda telah memotong kepala Teuku Cut Ali untuk dibawa ke Kuta Raja dan sekarang tengkorak Teuku Cut Ali berada di sebuah Museum di Belanda.

Teuku Cut Ali akhirnya diberi anugrah gelar Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Pusat atas keberanian dan kecakapannya dalam memimpin pasukan pejuang aceh menggempur kedudukan belanda di aceh.

SETELAH MEMBACA ARTIKEL DIATAS, BAGAIMANA PENDAPATMU..

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

19 >>Komentar :

  1. mampir..dan ada cerita ttg pahlawan disini...hm hm hm

    bingung mo komen apa..cuma mau bilang makasi utk saran dan komen di post saya. he he he

    BalasHapus
  2. saleum meutuah
    ternyata ada juga pahlawan yang terlupakan seperti saudagar kaya asal aceh sang penyumbang emas monas yang terlupakan !
    baca selengkapnya di gampong aceh

    BalasHapus
  3. @mimi RaDiAl sesama sahabat tak perlu lah berterimakasih bu'e. pada masanya mungkin giliran awak pula yang membutuhkan spirit dan saran dari Bu'e.

    BalasHapus
  4. @ihsan Banyak ternyata san, mudah2an bisa tercover pada suatu saat nanti

    BalasHapus
  5. saya benar-benar baru tahu tentang Teuku Ali dari sini Kang. Dan luar biasa keberanian Beliau di usia yang masih mudah sudah mampu membuat Belanda kocar-kacir. Semoga Beliau menjadi syahid karena membela negara

    BalasHapus
  6. tfs ya. sy jd punya info baru.. selama ini jujur aja sy taunya cuma tjut nyak dien.. :)

    BalasHapus
  7. @Djangkies Sejarah Teuku Cut Ali itu sangat hidup ditengah masyarakat kami pak, betul - betul sangat kuat sehingga nama Teuku Cut Ali itu sampe sekarang tetap dikenang sebagai pejuang yang gagah dan pemberani

    BalasHapus
  8. @ke2nai Sebenarnya masih ada beberapa pejuang daerah kami yang tidak dikenal oleh warga negara ini mbak mgkin karen mereka berjuang di desanya sendiri. Mereka juga sama gagahnya dengan cut ali, sama pemberaninya dengan cut ali, dan mereka pun berjuang untuk mengusir penjajah pula.

    BalasHapus
  9. Di Aceh banyak pahlawannya, karena karakternya yang berani melawan penjajah.

    BalasHapus
  10. hari pahlawan bicaranya mengenai hari pahlawan
    mantap
    dan setahu saya ada banyak dah bang pahlawan asal aceh itu

    BalasHapus
  11. trurt nyimak aj

    sekalian mampir malam

    BalasHapus
  12. salut untuk para pejuang dari aceh...semoga semangat dan keberanian beliau-beliau bisa di tularkan juga kepada para generasi muda di indonesia ya bang

    BalasHapus
  13. @achoey el haris Salah satu yang menjadi kekuatan dalam berperang bagi pejuang aceh saat itu adalah berjuang melawan kafir. Bentuk penjajahan belanda itu sangat bertentangan dengan nilai syariat islam di aceh makanya mereka tanpa rasa takut terus menggempur belanda dengan semangat islam mas.

    BalasHapus
  14. @ricoademandana seperti halnya didaerah lain di nusantara, ada banyak pahlawan yang gagah berani berjuang secara frontal dgn penjajah yang luput dari perhatian. Itu sudah lumrah terjadi diindonesia dimana pejabat2 kita tidak serius menghargai jasa2 para pahlawan yang telah gugur dalam menentang agresi belanda di tanah air.

    BalasHapus
  15. @ida aida trimakasih atas kunjungan bu Aida. semoga ada sesuatu yang bisa dibawa pulang dari sini. :)

    BalasHapus
  16. @Mami Zidane Aamiin mbak, memang sudah sepantasnya demikian. Kita menghargai perjuangan mereka, kita menghayati bagaimana susahnya mereka berjuang, berperang dan gugur, semua itu demi masa depan kita anak cucu mereka. sudah sepantasnya kita tidak melupakan mereka.

    BalasHapus
  17. Semoga pas pulang nanti aku bisa ke Kandang dan berziarah ke kubur Teuku Cut Ali

    BalasHapus
  18. makasih atas tulisan ini cutbang, saya sudah lama ingin baca tentang sepak terjang Teuku Cut Ali...
    sungguh gagah berani, trimakasih atas perjuanganmu Teuku Cut Ali, yang telah berjuang mengusir kaphe Belanda dari bumoe geutanyoe....

    BalasHapus

Silahkan Beri Tanggapanmu Tentang Post diatas ^_^