Minggu pagi pukul 08.15 WIB tanggal 26 Desember 2004, telah terjadi gempa bumi sangat besar dengan kekuatan 9,3SR dilepas pantai barat laut sumatra. Gempa yang disebut juga dengan “Gempa Bumi Samudera Hindia 2004” ini menyebabkan terjadinya gelombang tsunami besar yang terburuk sepanjang sejarah yang mengakibatkan korban meninggal dan hilang lebih dari 220.000 jiwa diseluruh samudera hindia. Wilayah yang terkena dampak terbesar dari bencana ini adalah Aceh – terletak diujung barat laut sumatera dengan jumlah korban 170.000 jiwa meninggal atau hilang.
Baca
Baca
Petaka itu bermula
Tatkala gempa itu berlangsung |
Setelah goncangan gempa berlalu, warga kembali kerumah sambil memeriksa dan memastikan keselamatan keluarga, lalu memeriksa kondisi kerusakan rumah dan tetap berjaga – jaga terhadap gempa susulan. Saat itu tidak ada seorangpun yang memikirkan tentang tsunami, dan oleh karenanya tidak ada juga yang memulai melakukan tindakan penyelamatan diri ketempat yang lebih tinggi.
Selang 7 menit kemudian terdengar teriakan bahwa “air laut meluap”. Teriakan itu sekaligus membuat warga kembali panik dan menjerit ketakutan sambil bergegas membawa keluarganya menyelamatkan diri dari daerah yang tidak terjangkau oleh air laut namun ada juga yang kurang mempercayainya dan tetap berjaga jaga disekitar rumah bahkan ada yang ingin membuktikannya dengan pergi kepinggir laut walaupun dijalan sudah mengalir air setinggi mata kaki.
Warga berlarian menyelamatkan diri |
Taklama kemudian terdengar lagi lagi teriakan “ Air laut meluap...” diikuti dengan suara yang bergemuruh (seperti suara pesawat terbang lewat dengan ketinggian rendah diatap rumah kita) disertai getaran yang kuat. Tsunami yang menakutkan itupun mulai meninggi lalu mengamuk dan meluluhlantakkan pemukiman penduduk pesisir yang dilaluinya. Gelombang besar yang berketinggian 10 sampai 15 meter itu berwarna hitam pekat dan bagaikan hantu mengejar penduduk yang berlarian meyelamatkan diri. Warga kembali panik dan berteriak menyebut nama Allah, sambil berusaha mengumpulkan anggota keluarganya diantara kerumunan manusia yang berlarian. Ada yang terjatuh disaat berlarian kemudian terinjak injak, ada yang terlindas mobil atau tertabrak kenderaan lain. Suasana saat itu betul betul sangat menakutkan karena setiap jiwa dihantui ketakutan dan kegelisahan dengan situasi dimana gelombang besar itu sedang mengejar.
Tetap berusaha menyelamatkan diri |
Perlahan namun pasti air bah yang hitam itu mulai menyapa telapak kaki dan terus bertambah tinggi hingga mencapai lantai dua rumah dengan membawa sampah dari bangunan yang hancur dihantam tsunami sudah semakin banyak. Kekalutan warga pun semakin tinggi dan dengan susah payah berlarian dijalanan yang sudah tergenang dengan kaki terluka untuk menyelamatkan nyawa. Diantara mereka itu ada yang memanjat keloteng rumah, ada yang memanjat tiang listrik dan ada juga yang memanjat pohon – pohon dipinggir jalan namun mayoritas masyarakat dengan menggunakan kenderaan roda dua, roda tiga dan juga roda empat mengarahkan tujuan ke daerah yang agak tinggi dan jauh dari laut.
Gelombang tsunami yang menghancurkan itu berkekuatan sekitar 50 – 100 km/jam sehingga banyak warga yang tidak sempat menyelamatkan diri dan hanyut terbawa arus. Gemuruh gelombang itu laksana auman ratusan harimau dan menggetarkan nyali. Gelombang yang hitam pekat itupun bergerak sangat cepat dan liar. Apapun yang dilaluinya roboh dan hanyut seketika bercampur dengan onggokan sampah lainnya, bahkan diantara mayat – mayat manusia.
warga menolong salah seorang yang hanyut |
Diantara korban hanyut tersebut ada yang berhasil dengan selamat dengan keadaan yang menyedihkan, tubuh luka dan patah diterjang material bangunan yang ikut hanyut akan tetapi korban meninggal dan hilang jauh lebih banyak lagi akibat tidak berdaya digulung dan dihempas arus dan kemudian dihantam material bangunan sewaktu hanyut. Sangat menyedihkan nasib mereka yang berteriak minta tolong ditengah amukan air bah itu. Sungguh sangat menyentuh perasaan kita, tatkala beberapa warga yang selamat lalu berusaha menolong warga yang masih hanyut dengan menggunakan tali atau kayu panjang sementara nasib keadaan mereka sendiri sudah sangat payah.
Arus tsunami yang memasuki jalan protokol |
Amukan tsunami sudah masuk ke kota sambil membawa material bangunan, mobil dan ribuan jasad manusia yang sudah tak bernyawa. Teriakan histeris masih terus terdengar diselingi teriakan Allahu Akbar berulang ulang. Pada saat itu warga merasa nyawa mereka sudah diujung tanduk. Aliran air hitam yang tingginya sekitar 2 meter lebih itu melaju dengan kencang menyusuri jalan raya dan menghantam apa saya yang menghalangi lajunya. Tiang listrik roboh, dinding rumah jebol dan kenderaan hanyut seperti kapal –kapalan kertas. Korban hanyut dan meninggal juga disebabkan oleh tumpukan kenderaan yang digunakan warga untuk menyelamatkan diri tidak berjalan sesuai rencana.
Dengan jumlah warga yang berlarian dijalan menyebabkan pengemudi mobil tidak leluasa melajukan kenderaannya sehingga ketika arus tsunami tiba mereka sudah tidak mampu lagi menyelamatkan diri dan dihanyutkan kesana kemari, terbentur material lain sehingga meninggal dalam kenderaannya. Sungguh manusia tiada berdaya disaat arus tsunami menelan tubuh mereka dan menggulung – gulungkan diantara hantaman kayu material yang ikut tersapu. Hanya dengan kekuatan pantang menyerahlah diantara korban hanyut mampu menyelamatkan diri dengan keadaan yang kritis dan dibantu dengan cepat oleh warga lain yang kebetulan selamat dan berada disekitar lokasi. Sementara orang tua, anak – anak dan para wanita banyak yang tidak mampu bertahan dan hilang hanyut menjadi korban. Allahu akbar...!!!
Onggokan mayat manusia |
Hari semakin tinggi, tinggi air bah semakin menurun dan beberapa kawasan dibanda aceh sudah bisa dilalui dengan berjalan kaki. Disaat itu yang nampak hanya sampah, yang tampak hanya mayat yang sudah diselimuti oleh lumpur hitam bertebaran disepanjang jalan. Ada yang tersangkut pohon, ada yang terjepit direruntuhan rumah, terhimpit kenderaan dan ada juga yang masih berada didalam genangan air. Mayat – mayat yang bergelimpangan itu adalah saksi bisu kekejaman tsunami yang telah menghancurkan kota, rumah dan kehidupan mereka.
Yaa Allah,.... Tiada kuasa kumelihat ciptaanMu yang sekarang bergelimpangan dihadapanku. Beri aku kekuatan untuk bersama – sama dengan makhlukmu yang masih hidup untuk mengumpulkan mereka dan menyerahkan pada keluarganya sesungguhnya mereka juga saudara – saudaraku yang seiman. Betapa hebatnya ujianMu yaa Allah.....
warga berdatangan mencari jenazah anggota keluarganya |
Angin yang berhembus siang itu membawa cerita yang sangat menyedihkan. Dengan lelehan airmata, beberapa warga mulai keluar mencari sanak keluarga diantara mayat – mayat bergelimpangan disepanjang jalan. Sisa – sisa sampah yang terkadang menggoreskan luka dikaki tiada mereka perdulikan karena kegelisahan dan harapan untuk bertemu dengan keluarga yang lain bercampur aduk didalam dada. Langkah terus ditapaki dengan sesekali menunduk, membersihkan wajah disetiap mayat yang dijumpai. Tak jarang dari mereka itu pecah tangisnya tatkala menemukan mayat keluarganya diantara tumpukan sampah. Hanya perasaan saling menguatkan, sehingga langkah mereka terus menyelusuri pelosok kota yang luluh lantak, kotor dan dipenuhi lumpur hitam demi mencari keluarga atau untuk mendapatkan jenazahnya kalau sudah meninggal.
Begitulah, siapapun tidak menduga bahwa dipagi minggu itu adalah petaka dibumi serambi mekkah ini. Siapapun tak menyangka bahwa dipagi tersebut banyak saudara dan handai taulannya menjadi korban keganasan ie beuna dan meninggalkan dunia ini. Dan tak seorangpun menyangka, bahwa dipagi minggu itu Allah telah memberikan ujiannya pada keislaman bumi aceh tercinta ini.
Allahu ‘alam.
SUbhanallah... inilah bukti kekuasaan-Nya..
BalasHapuskita sebagai manusia harus bisa belajar mengambil hikmah dari setiap kejadian...
ujian itu cubitan bagi kita bahwa langkah,rezki,pertemuan,maut udah diaturNya tinggal kita taubatlah sebelum terlambat
BalasHapusmasih ingat dengan jelas kejadian ini walaupun tidak berada disana
BalasHapusSemoga bencana ini tidak terjadi lagi
BalasHapussubhanallah, Allah memang Maha Besar yaa mas.. kalo Allah udah berkehendak, maka semua bisa terjadi.. semoga dengan kejadian tsunami 7 tahun yang lalu, bisa membuat Indonesia intropeksi diri.. :)
BalasHapusSemoga peristiwa ini menjadikan kita selalu ingat dari mana kita berasal
BalasHapussemoga itu menjadi musibah terakhir di Indonesia
BalasHapussedih ngeliat foto2 diatas
hmmmm
sedih + merinding juga ya melihat gambar gambar itu :( ane harus bersyukur banget gak terjadi bencana di daerahku :(
BalasHapusSemoga saudara-saudara kita di Aceh bisa bebas dari trauma akibat bencana tsunami yo kang..
BalasHapussalam buat saudara-saudara di sana :)
@Muaamdisini:Mudah2an sebagian besar warga aceh semakin tunduk akan kekuasaan Nya.
BalasHapus@AlKahfi: Betul itu sob, tergantung dari kita bagaimana cara menerimanya
@Mbak Lidya: Sulit untuk melupakannya mbak
@Dangstars: Aamiin, jangan pernah terjadi lagi hendaknya, ngeri sangat
BalasHapus@Mbak Dhenok: Itu memang harus mbak, soalnya negara kita pas berada doatas lempeng bumi yg bermasalah, sewaktu waktu bisa saja terjadi lagi
@Riez: ada baiknya disertai dengan menjalankan perbuatan yang sudah menjadi kewajiban sbg ciptaanNya
@Helgaindra: Lebih sedih lagi yang merasakannya Langsung sob,..... melebihi ngerinya pilem horror yg pernah ada
BalasHapus@Farixsantips: sebaiknya tetap waspada sob, karena posisi negara kita ini berada di lingkaran cincin maut.
@kang Lozz: Aamiin kang, memang sudah nrmal kembali kk, akan tetapi tanggal 26 Des itu tak akan pernah kami lupakan karena itu adalah hari yg sangat menyedihkan
kalo boleh tau...waktu kejadian abang ada dimana? maksudnya di banda acehnya atau di kota mana? ngeri banget yah lihat kejadian itu di TV...berharap semoga kejadian dahsyat sprti ini tdk terulang lagi....aamiin
BalasHapus@Mbak nia: saat kejadian itu kebetulan saya sudah hampir sebulan berada di Banda aceh dlm rangka acara keluarga. Jadi pagi minggu penuh duka itu saya bserta sepupu sedang berada di Lapangan Blang Padang untuk mlakukan sport ringan. karena kami kesana naik motor pas kejadian itu brlangsung dgn lumayan mudah kami keluar dari lokasi dan pulang ke Kuta Alam, akan tetapi krn semua sudah mengungsi, akhirnya kami pun mengungsi jg disaat air sudah mulai masuk ke kota
BalasHapusMengerikan sahabat kejadiannya.
BalasHapusHanya Allah Ta'ala yang mengetahui semua hikmah atas kejadian ini sahabat
@Blog KeperawatanSangat mengerikan sob, kami merasa saat itu dunia sudah kiamat
BalasHapus