Masih segar dalam ingatan kita, Minggu pagi 26 Desember 2004, Tujuh tahun yang lalu, Aceh dilanda musibah yang tidak pernah terbayangkan oleh rakyat Aceh maupun Indonesia. Dalam waktu kurang dari dua jam, Aceh telah berubah dengan dahsyatnya, dan tidak akan pernah bisa kembali seperti dahulu lagi. Pantai yang begitu indah yang melilit Aceh segitiga, dibalut pasir yang putih dengan nyiur dan cemara yang selalu melambai lembut gemulai, telah hilang dalam amukan samudra dalam hitungan detik, dan tinggallah kehancuran dan porak poranda. Desa dan kampung telah hilang disapu ombak, seolah berada ditengah samudra. Orang tua, anak, sanak saudara, handai tolan dan keluarga tercerai berai dan hilang terpisah direnggut maut ataupun
ditelan samudra raya.
ditelan samudra raya.
Tak pernah terbayangkan dan tak mampu membayangkan meskipun dalam angan angan , kecuali riwayat Nabi Nuh. Namun Tuhan telah menunjukkan keperkasaan nya, tak ada yang mampu menahannya kalau ia menghendaki. Kini tinggallah kita yang masih diberi kesempatan untuk melanjutkan apa yang telah ditinggalkan dan dipercayakan kepada kita.
Dibalik musibah selalu ada hikmahnya. Aceh kini menjadi pusat perhatian dunia, musibah Aceh telah mengetuk hati masyarakat dunia yang dengan sukarela telah memberikan bantuan atau membuat komitmen untuk membantu masyarakat Aceh. Disisi lain terwujudnya perasaan senasib sepenanggungan dari pihak yang sedang bertikai saat itu antara RI dan GAM untuk berdamai dan bersama – sama bahu membahu berbaur dengan masyarakat untuk saling membantu akibat daripada bencana tsunami itu dengan penuh kesadaran dan mewujudkan pembangunan Aceh yang baru.. Mampukah kita memanfaatkan hikmah ini ?
Semua kejadian pastinya mempunyai hikmah sahabat..
BalasHapusTerima kasih sahabat atas sharenya ini
@Blog KeperawatanBetul sob, ada hikmah dan pelajaran yang sangat besar dari kejadian tersebut
BalasHapus